Persiapan pernikahan kurang dari 6 bulan
sebelum hari H bukan waktu yg relatif lama, apalagi untuk acara yang
berlangsung pada bulan-bulan yang dianggap “baik”. Aku beri tanda kutip karena
menurutku pribadi semua hari atau semua bulan itu baik. Tapi tak dapat
dipungkiri bahwa berurusan dengan orang-orang yang menganut bulan tertentu
sebagai bulan baik tidak bisa diabaikan begitu saja.
Tidak ada patokan umum mengenai seberapa
ideal waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pernikahan, apalagi biasanya
yang agak ribet itu dari pihak keluarga calon mempelai wanita. Ada yang
setahun, bahkan ada yang 3 bulan, tergantung bagaimana pesta pernikahan yang
diinginkan, apakah menggunakan prosesi adat yang lengkap, atau hanya mengambil
acara yang esensial saja. Selain itu tergantung gimana kita menggunakan waktu
yang ada supaya bisa cukup tanpa harus terburu-buru sampai ngrepotin banyak
orang atau malah terlalu santai.
Yang aku alami sendiri, rencana untuk
menikah sudah ada sejak jauh-jauh hari, tetapi untuk merealisasikannya selama
ini belum ada waktu yang pasti. Seiring dengan dinamika hubungan LDR yang aku
jalani dengan pasangan, kami memutuskan untuk menikah pada pertengahan 2012 ini
dengan banyaaak sekali pertimbangan, apalagi dengan kondisiku yang belum lulus
dari program magister profesi yang telah kuambil hampir 3 tahun yang lalu
(oops!). Mudah-mudahan hal ini merupakan keputusan terbaik yang kami ambil,
mendapat ridho dari Allah SWT, diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses
persiapan, saat hari H dan yang terpenting setelah hari H. Aamiin…
Kalau mendengar pengalaman teman-teman yang
sudah melewati hari bersejarah mereka, pasti ada aja tantangannya, tak jarang
tantangan-tantangan tersebut membuat stres. Tantangan itu ga cuma datang dari
pihak keluarga inti, tapi juga dari orang-orang di sekitar yang terlalu usil.
Pernah lho aku dan calon suami ketemu orang dan waktu dia tau kami akan menikah
dia bertanya, “Sudah stress?” Nah! Ga salah kan kalau ada istilah prewedding
syndrome :D
Dari yang aku alami selama mempersiapkan
hari H ini, penyebab stress bukan hanya karena saking banyaknya hal yang
diurusin, tetapi juga karena konflik yang muncul akibat perbedaan pendapat
antara keinginan pribadi dengan keinginan orangtua. Kalau sudah begini mau ga
mau harus sabar dan ngalah, secara orangtua sebagai penyelenggara dan yang
punya duit tentunya *sigh
Yaah.. bagaimanapun juga, karena pernikahan
adalah sesuatu hal yang membahagiakan, harusnya proses yang dilalui masih tetep
bisa dibikin menyenangkan bukan?