12.18.2012

Vacation (?)


Selama aku di Jogja termasuk jarang didatangi keluarga. Berhubung kali ini ada request dari keponakan yang sudah ngebet main ke Jogja, datanglah dia berdua saja bersama mamaku naik kereta api. Karena misi dari mamaku ingin menyenangkan hati cucunya, jadi aku menyarankan jauh-jauh hari untuk mengunjungi Taman Pelangi/Lampion di Monjali dan Taman Pintar. Kedua tempat ini sebenarnya ga mutlak untuk anak-anak lhoo.. remaja dan orang dewasa juga pasti suka ke tempat tersebut, tapiii pastinya akan lebih menyenangkan buat anak-anak hihihi…
Kami ke Taman Pelangi setelah maghrib, karena bukanya dari jam 5 sore dan bagusnya memang malam hari sih secara pesonanya terletak pada lampion yang bentuknya lucu-lucu itu. Kalau di Jatim ada tempat semacam ini juga bernama BNS (Batu Night Spectacular).
Komentar yang keluar pertama dari keponakanku begitu kami sampai di lokasi adalah: “Wow, indahnyaa…” bikin aku pengen ketawa sekaligus salut dia bisa ajaib gitu komentarnya.
Selain lampion warna warni beraneka bentuk, di Taman Pelangi juga ada beberapa permainan yang bisa dicoba. Salah satu yang kusarankan untuk keponakanku adalah trampolin, mengingat sejak dia bisa berjalan hobinya lompat-lompat di kasur, sekalian sajalah kusuruh lompat di trampolin. Cukup bayar IDR 10.000 dan bisa lompat sepuasnya. Setelah itu dilanjutkan foto-foto bersama lampion dan naik kereta mengelilingi monumen Monjali. Tak lupa aku dan mama mengendarai helicak (semacam odong-odong) dan keponakan duduk manis di belakang karena kakinya belum cukup panjang untuk mengayuh pedal. Selain itu masih ada becak, sepeda tandem, bola air, bombom car, tapi belum sempat dijajal karena kelaparan. Kabar baiknya tiket masuk hanya dihitung untuk orang dewasa saja, anak-anak gretong yay! *lho, yang anak-anak siapa siiih :D

Lampion bunga

Lampion ayam
Esoknya kami ke Taman Pintar berangkat pagi. Walaupun bukan hari libur sekolah tapi tampaknya selalu ramai di sana, apalagi kalau makin siang/sore. Aku beli tiket untuk berkeliling di gedung Oval. Awalnya kami ke gedung kecil yang berisi sejarah Kraton dan Presiden RI serta tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia. Lalu mulai masuk gedung oval sifatnya lebih ke pengetahuan tentang sains. Sebut saja tata surya, spektrum cahaya, kotak simulasi gempa, air, kekayaan alam, metamorphosis katak, dan masih banyaaaak yang lainnya. Tak ketinggalan tentang kesenian khas Indonesia, misalnya saja batik, wayang kulit, gamelan, miniatur Borobudur. Ehem, dan keponakanku sepertinya “kaget” melihat pemandangan itu jadinya pengen dicoba semuanya sekaligus, padahal kan bisa dinikmati satu per satu sepuasnya… (tantenya protes :P)

foto bersama Presiden RI ke-1 sampai ke-6

belum ke aslinya, sama miniaturnya duyuu ;p

aku belajar membatik nih
di depan gedung oval


 Intinya, ngeliat keponakan seneng, tantenya ikut seneng bisa nganter keponakan ke tempat yang menyenangkan dengan harga tiket yang termasuk murmer, tempat mudah dijangkau pula. Mudah-mudahan ke depannya tempat semacam ini lebih banyak dan lebih baik lagi. Daripada nge-mall yang ngga mendidik tapi malah mengajari anak untuk jadi konsumtif, lebih baik ke tempat dimana anak bisa bermain dan belajar tanpa mengeluarkan biaya yang mahal.

11.08.2012

Dari Indocraft sampai Pasar Indonesia


September lalu aku beli syal KaLu (katun lurik) waktu beli kain tenun titipan ibu mertua di Malioboro Mall Yogyakarta. Setelah dibeli dan dicoba sebagai kerudung, bagus juga ternyata, jadi pengen beli lagi :D tapi karena pameran pasti hanya sampai batas waktu tertentu. Dari brosur yang kuambil, aku langsung cari akun Facebooknya dan langsung add as a friend supaya update ketika dia mengadakan atau bergabung di event tertentu. Pucuk dicita ulam tiba, KaLu mengikuti event Pasar Indonesia di JCC Senayan pada hari ketika aku juga berencana ke Jakarta. Ibu mertua ikut bersemangat mendengar berita ini :D
Aku pun tiba di Jakarta 6 Oktober subuh, sarapan lalu istirahat, mandi terus capcus ke JCC. Ternyata di sana ada beberapa pameran yang diadakan selain Indocraft dan Pasar Indonesia, seperti embroidery festival dan pameran finansial (yang jelas aku ngga berminat mengunjungi yang terakhir ini :P). Nah, yang kami tuju pertama kali adalah Indocraft yang didominasi oleh kain batik dari berbagai penjuru Indonesia, tiap stand yang berdekatan dikelompokkan dalam propinsi yang sama, tinggal pilih mau lihat atau beli batik dari daerah mana. Aku menemani ibu mertua berkeliling dan sempat agak lama berhenti di satu stand, ah aku lupa batik daerah mana, kain yang ditawarkan berkisar mulai 100.000 hingga jutaan Rupiah, wew… setelah gagal tawar menawar dengan penjualnya, kami pun beranjak dari sana.
Keluar dari Indocraft, kami dipersuasi ditawari oleh penjaga stand majalah Martha Stewart Living untuk mengikuti workshop gratis di salah satu ruangan. Kebetulan ibu mertua juga sering membeli majalah tersebut. Jelas ini sangat dadakan dan dimulainya workshop sekitar 10-15 menit lagi. Kami melongok ke dalam, peserta juga belum terlalu banyak. Bingung juga workshopnya ini tentang apa. Akhirnya kami memutuskan bergabung (mumpung gretongan), dan suami terpaksa mengungsi ke tempat lain untuk “membunuh” waktu. Aha… ternyata kami diajari step by step mengaplikasikan siluet di atas tote bag. Dan uniknya, siluet yang dipakai adalah siluet masing-masing peserta. Jadi setiap peserta yang ikut difoto dulu dari arah samping (kalo bawa papan nama udah berasa tahanan aja kali ya) lalu ditransfer ke laptop untuk dicetak di kertas HVS. Bahan dan alat yang dibutuhkan ada freezer paper, cat poster, spons, cutter, pensil. Caranya dengan menjiplak foto kita tadi di atas freezer paper, sisinya dipotong menggunakan cutter, lalu potongan luar siluet tersebut ditempel ke tote bag dengan cara menyetrikanya, terakhir menepuk-nepukkan cat poster yang ditambah sedikit air menggunakan spons. Kemudian tunggu hingga mengering dan mulai bisa menjahit sisi-sisi tas. Kalau ngga suka memakai siluet diri kita sendiri, bisa juga diganti dengan siluet binatang-binatang lucu misalnya anjing, kucing, kelinci, atau… siluet anak kecil yang rambutnya diikat ekor kuda lucu juga lho.
Aku sendiri merasa senang mengikuti kegiatan semacam ini, walaupun sedikit kurang puas dengan hasil pengecatan yang mbleber (maaf aku ngga menemukan kata yang lebih tepat untuk mendeskripsikannya), bisa jadi karena penyetrikaan yang kurang panas dan rapi, atau juga karena pencampuran air yang terlalu banyak pada cat poster. Tapi lumayan lah at least tahu cara pembuatannya dan bisa mengulang kembali proses tersebut, Insya Allah..
Ini dia hasil prakaryaku.. berhubung dari jauh jadi ngga begitu kelihatan bagian yang mbleber..

mau bikin hidung kita lebih mancung atau bulu mata lebih lentik? bisa banget! :D
Selesai dengan workshop dadakan ini, kembali ke misi awal dong untuk mencari stand KaLu di Pasar Indonesia. Eiiitss,,, sebelumnya musti isi perut dulu karena sudah memasuki jam makan siang. Tak perlu jauh-jauh, di dalam gedung sudah disediakan aneka masakan nusantara, mulai nasi goreng, sate ayam ponorogo, rujak cingur, rujak manis, gudeg, pempek dan masih banyak lainnya. Menggiurkan bukan? Di antara sekian banyak, ibu mertua memilih nasi goreng yang penyajiannya lebih cepat dan tempatnya yang paling terjangkau, mengingat antrean panjang dimana-mana. Rasanya? Menurutku so-so. Sebenarnya kalau mau lebih murah bisa mencari di luar gedung seperti yang dilakukan suamiku, hmm ya berhubung perut ini sudah protes minta diisi terpaksa memilih yang dekat.
Akhirnya kami sampai juga di Pasar Indonesia, dari segi tempat dan layout lebih terlihat berkelas dibandingkan pameran Indocraft. Barang yang dijual pun lebih beragam. Selain bermacam-macam kain khas Indonesia seperti batik, tenun, dan songket, beberapa juga menjual baju yang sudah jadi, tas etnik, kerajinan, aksesoris, fashion items berbahan kulit asli, pun jajanan/snack khas Indonesia dari beberapa daerah. Sambil menunggu mertua yang tertahan di satu tenant karena terjadi tawar-menawar yang cukup alot, aku jalan-jalan sendiri tapi tidak terlalu jauh, melihat-lihat barang yang akhirnya hanya membuatku lapar mata *sigh.. ada kalung-kalung etnik, lace dress dengan warna pastel, bolero dari songket yang keren abis, cropped jacket berbahan batik. Judulnya: diriku tergoda! Karena basically aku emang betah di tempat yang menjual barang-barang etnik sih. Tapi mengingat belum ada anggaran untuk beli barang-barang ini ya sudah ditahan dulu mupengnya, cuma bisa berharap ada event lagi seperti ini pas aku ada rejeki lebih hehe..
Akhirnya ketemu juga stand KaLu yang kami cari, dan cukup kaget karena barang di rak untuk display sudah tinggal sedikit, pengunjung yang sedang memilih dan menawar di situ pun masih betah berlama-lama. Aku langsung mengincar syal-syal yang diletakkan begitu saja di bawah, terutama warna-warna netral, ibu mertua juga memilih beberapa syal dan satu kain lurik motif jarum kecer berwarna kuning. Ini dia hasil perburuanku, yang dua di kiri di Pasar Indonesia, paling kanan itu yang pertama kali kubeli.

maaf kalau kualitas gambar kurang bagus, dari kamera untuk whatsapp sih :P
Sebenarnya masih kurang puas dengan menipisnya stok, walaupun penjualnya menjanjikan akan mendatangkan barang lagi dari Jogja untuk pameran keesokan harinya, yah untuk ukuran Jakarta yang kemana-mana jadi jauh karena macet, bikin males deh ke situ lagi.
Setelah berkeliling dari siang sampai sore di JCC Senayan hari itu, aku jadi berkesimpulan bahwa kain buatan Indonesia itu cantik-cantik. Memang harganya cukup mahal, tapi kurasa itu setara dengan bahan dan proses pembuatan yang rumit. Agak heran aja dengan orang Indonesia yang gampang banget belanja baju di luar negeri, nanti kalau produk negaranya diklaim baru protes habis-habisan, menuduh negara tersebut maling dan sebagainya. Kalau bukan kita sendiri yang melindungi hasil karya negara kita, siapa lagi?
hasil perburuan lain: bros batu alam kalimantan yang dipasang di atas syal KaLu, cantik ya? :)

9.19.2012

Kekkon Journal Part 4: Antara Mitos dan Fakta


Masih segar dalam ingatan, menjelang hari H pernikahan kami dikelilingi oleh sejumlah “nasihat” yang hmm… bikin serba salah. Kalau diturutin kok ya aneh, kalau ga diturutin nanti dipersalahkan misalnya terjadi apa-apa.
Pertama, soal hari baik. Dari jaman kakakku menikah tahun 2006 yang lalu, kedua orangtua dan kakakku tidak “menganut” kepercayaan tentang hari baik. Mereka langsung menentukan tanggal untuk akad nikah, resepsi, dan ngunduh mantu tanpa ba-bi-bu, pokoknya tanggal sekian. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Ternyata pada saat aku akan menikah, masih ada saudara yang menawarkan diri untuk mencarikan hari baik bagi kami, padahal mereka tahu sendiri keluarga intiku berpedoman bahwa semua hari adalah baik, karena Allah SWT yang menciptakannya. Bukankah Allah itu sesuai dengan prasangka kita?
Kedua soal pingitan. Tradisi pingitan ini entah dari mana asal muasalnya, yang aku tahu beberapa orang berbeda-beda pendapatnya mengenai berapa hari calon pengantin dipingit. Ada yang 40 hari, 30 hari, bahkan seminggu sebelum hari H. Setelah sharing dengan salah satu teman dekat, ternyata dia sampai H-1 masih sibuk mengurus tetek bengek bersama calon suaminya, dan toh ga kenapa-kenapa juga, acara mereka tetap berjalan dengan lancar. Karena aku pun lebih banyak mengurus ini-itu sendirian, jadi ketika acara di rumah dimulai Kamis, pada hari Senin aku masih fitting baju untuk resepsi hari Sabtunya. Sempat ngeri juga kalau denger cerita ada calon pengantin yang pergi-pergi menjelang hari H terus mengalami kecelakaan :’( yah, intinya banyak-banyak berdoa dan selalu berhati-hati, menjaga diri.
Ketiga berhubungan dengan cuaca. Seminggu sebelum hari H pernikahanku memang cuacanya ga bisa ditebak, kadang paginya cerah lalu siang tiba-tiba mendung, bahkan sempat hujan. Lalu ada orang yang menyarankan supaya nanti ketika aku menjalani rentetan acara tidak usah mandi dan keramas supaya ga hujan. Nah, apa hubungannya coba? Ga masuk akal kan? Lagipula, apa tahan tuh keringetan terus ga mandi, kasihan dong suamiku :D Mama juga pernah cerita kalau ada orang yang percaya bahwa cara untuk menghalau hujan ketika mengadakan hajat adalah dengan menaruh (maaf) celana dalam di atas tenda, ewwww....
Ujung-ujungnya, kami mengembalikan semuanya ke pencipta dan penguasa alam semesta yaitu Allah SWT. Mama menyarankan supaya kami sekeluarga membaca surat Al-Lahab setiap selesai sholat fardhu, dan berdoa memohon diberikan kelancaran. Bagaimanapun juga manusia tidak dapat melawan hukum alam. Kalau pada saat itu memang terjadi hujan, ya kita hanya bisa berdoa agar sementara dijauhkan dulu dari hujan.
Alhamdulillah, pelaksanaan semua acara dari awal hingga akhir berjalan dengan lancar, aku bisa tetap mandi dan keramas seperti biasanya tanpa khawatir akan hujan, dan memang terbukti cuaca cerah terus menerus pada waktu itu.
Mungkin kamu pernah punya pengalaman dengan mitos seperti ini juga atau ada yang lain? Boleh di-share lho.

9.12.2012

Intermezzo

Ajining diri saka lathi, Ajining sarira saka busana 


Setiap melewati perempatan Kentungan dari arah selatan, aku pasti akan membaca tulisan tersebut, dan sebenarnya itu semacam slogan yang dimiliki oleh sebuah boutique agak jauh di belakangnya. Kalimat yang pertama itulah yang menarik perhatianku dan memunculkan sebuah pemikiran tentang kebenarannya. Lebih kurang artinya begini: “kebaikan atau harga diri seseorang dilihat dari tutur katanya” (kalau salah mohon dikoreksi ya). Kalau kalimat yang kedua, errr…. ga ngerti arti kata sarira-nya sih, hehe..
Menurutku pribadi, pernyataan pertama itu tidak berlaku untuk semua kasus. Karena ada orang yang tutur katanya agak kasar dan blak-blakan, tapi sesungguhnya hatinya amatlah baik dan tulus. Sebaliknya, ada juga yang tutur katanya halus dan baik, tidak pernah berkata kasar, tapi ternyata semua itu palsu, hatinya busuk. Yahh… intinya kembali ke pribadi masing-masing lah.
Sekian dan terimakasih.

9.06.2012

Cafelicious


Rasanya kurang “afdhol”kalau aku menamai blog ini kohilover sementara aku belum membahas sesuatu pun yang berkaitan dengan kopi :P kecuali iseng-iseng modifikasi cangkir kopi dengan puisi  yang jadinya seperti di postingan sebelumnya berjudul Modifying Two Cups . Aku jadi tergelitik nulis ini juga setelah baca tulisan teman lama tentang Segelas Susu Soda .
Sejak kecil aku hobi icip-icip kopi punya papa, tapi baru bener-bener berasa “ketagihan” itu waktu kuliah. Di rumah, aku bukan satu-satunya penyuka kopi, papa-mama dan kakakku juga suka kopi. Terutama yang mereka sukai adalah kopi tubruk, kalau aku sih tergantung suasana hati dan kebutuhan aja, kadang diselingi kopi instan juga kok hehe… eh punya pasangan juga suka kopi, klop dah!
Sepertinya “ritual” ngopi saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup, terbukti dengan menjamurnya coffee shop di kota besar maupun kota yang sedang berkembang, mulai dari gerai terkenal yang menguras isi dompet sampai yang terjangkau uang saku mahasiswa :D
Nah, ini ceritanya aku bikin review tentang beberapa tempat yang pernah aku kunjungi di Jogja selama 3 tahun terakhir, bukan promosi lho yaa.. jadi opini pribadi dan info yang sekiranya bermanfaat buat yang pengen nongkrong sambil ngopi. Yuk disimak satu per satu.

Rumah Coklat (Coklat Café)
Aku pertama kali menjajal ngopi ala café di jogja ya di sini, terletak di jalan Teuku Cik Di Tiro. Tempatnya nyaman dan bernuansa rumahan.  Sesuai namanya, menu utama di sini adalah minuman cokelat yang disajikan baik panas maupun dingin. Selain itu juga bermacam-macam latte, snack, sliced cake, es krim  yang bisa dinikmati mulai pukul 12 siang. Pilihan tempat ada indoor dan outdoor, dan untuk indoor kita bisa memilih duduk di kursi atau sofa. Oh ya, koneksi wi-fi di sini termasuk kenceng juga lho, jadi rugi kalau jauh-jauh ke sini ga bawa gadget, hehe..semakin malam tempat ini akan semakin ramai, jadi kalau mau suasananya agak tenang ya datanglah siang atau sore hari.


es krim dengan rasa mocca yang nendang banget

semua serba cokelat kecuali yang tengah itu cafe latte

yum!

fusili atau sosis? silakan dipilih ;p

Kofe Noir
Karena tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, jadi aku emang ditakdirkan untuk ke coffee shop yang ada di jalan Kaliurang km.7 ini, hehe… lebay yak? :P
Awalnya cuma penasaran tiap pergi-pulang PKP ke pusat rehabilitasi Yakkum melewati tempat ini, dari papan namanya terkesan elegan gitu. Setelah masuk dan mencoba beberapa menunya, aku dan pasangan jadi memfavoritkan tempat ini, dan kami sepakat bahwa tempat ini dibuat/dibangun dengan passion. Kami selalu memilih tempat di lantai 2. Walaupun letaknya di pinggir jalan, tapi ketika masuk seperti tenang dan jauh dari keramaian, sambil ngopi bisa baca-baca majalah dan main game yang disediakan, atau menikmati lagu-lagu yang ngetrend tahun 1990an, juga browsing internet dengan koneksi wi-fi yang lumayan kenceng. Harganya memang agak mahal, tapi sesuai kok sama kualitas yang didapatkan. Menu yang jadi andalan di sini sih homemade apple pie, tapi aku suka banget sama spaghetti-nya.
Oh ya, sejak tahun ini (aku lupa tepatnya bulan apa) ada Mooikitchen yang bergabung di lantai 1, menu andalannya klappertaart dan cupcake. Klappertaart-nya emang juara! Untuk info lebih lanjut cek saja akun twitternya Kofe Noir dan Mooikitchen, kadang ada promo menarik lho.


chocolate pancake, mengenyangkan buatku (kalau ga salah 3 atau 4 lapis)

coffee blended-nya enaaak

homemade apple pie

three musketeers

suasana di lantai 2 sore hari

Momento
Hmm… aku hanya dua kali datang ke tempat ini. Pertama dengan teman, yang kedua dengan pasangan. Dari segi tempat sebenarnya cukup nyaman, tapi sayangnya antara perokok dan non perokok tidak dipisah sehingga cukup mengganggu bagi yang tidak suka atau alergi dengan asap rokok. Dan entah kenapa dua kali kesana kok ga bisa menikmati menunya dengan khusyuk ya :D koneksi internetnya juga biasa aja. Bagi yang suka dan boleh minum alkohol, di sini tersedia Irish coffee.

Flo Coffee
Sama dengan Momento, aku datang ke Flo Coffee dua kali. Pertama waktu dia buka mulai sore, banyak majalah yang bisa dibaca-baca di situ. Yang kedua waktu tempatnya sudah direnovasi dan buka mulai siang, karena bareng banyak teman dan buru-buru jadi ga sempat menikmati suasananya. Minuman dan snack yang ditawarkan enak dan variatif, sayang aku kurang suka dengan tempatnya. Dan bagi anda yang kelaparan mungkin akan kurang puas karena ga ada makanan berat. 
Update: aku baru tau kalo Flo Coffee sudah berganti nama menjadi Lagani Coffee, mungkin sejak direnovasi itu kali ya, buka mulai jam 9 pagi sampai 11 malam. For more info, follow its account twitter here.


Djendelo Koffie
Terletak di atas toko buku Togamas jalan Affandi, coffee shop ini punya daya tariknya sendiri, yaitu nama menu minumannya menggunakan nama di dunia pewayangan. Bisa banget lho habis belanja buku kita menikmati minuman di sini sambil baca buku atau menikmati pemandangan orang lalu lalang beli buku, tapi baru buka sore hari yaitu pukul 16.30. Kalau kecepatan koneksi internetnya standar sih. Dan sayangnya menu camilan yang disediakan kurang variatif, hanya ada gorengan dan roti. Cukup oke lah kalau ingin menikmati minuman tanpa rasa lapar yang berarti.



Kopi Oey (dahulu: Kopi Tiam Oey)
Aku tau tempat ini buka di Jogja awalnya dari Twitter, secara dia sudah punya nama gitu lho. Salah seorang teman pernah mencari tempat ini tapi ga ketemu, hihihi… ya udah akhirnya aku liat di google map aja, ternyata tempatnya sejalan dengan Indoguna dan Takigawa. Pertama dan baru sekali ke tempat ini cukup pagi, waktunya sarapan gitu deh. Jadi aku dan pasangan memilih roti bakar corned beef dan minumannya dilmah tea sama apa ya….lupa!
Selain nama menu yang unik-unik (coba cek menu makanan dan minuman), tempatnya juga eksotik, serasa dibawa ke jaman dan tempat yang berbeda ketika masuk ke ruangan yang di dalam (karena juga ada yang outdoor).
Sayang aku ga ambil gambar makanan dan minuman yang aku pesan. Tapi info dan penampakannya bisa dicek di sini.

Update: Perubahan nama dari Kopi Tiam Oey menjadi Kopi Oey dikarenakan adanya satu pihak yang mengklaim "Kopitiam" sebagai merk, berita selengkapnya bisa disimak di sini

By the way, aku belum menemukan (atau mengunjungi?) coffee shop yang menyediakan single origin, sementara di Malang bertebaran dimana-mana. Emang aku belum nyobain ngopi di angkringan karena denger-denger sih kopinya udah dicampur macem-macem. Terlepas bener atau ga, kalau pengen ngopi yang agak murah sih aku beli atau nitip kopi di Serambi Botani produk IPB dan bikin sendiri di rumah. Kopinya asli kopi Indonesia, suka banget sama aromanya kopi Mandailing dan kopi Bali Kintamani, harganya juga terjangkau dibandingkan yang beredar di supermarket. Barangkali ada yang mau ngasih kado frenchpress? Diterima dengan senang hati lho, hehehehehe….. 
Update (lagi): akhirnya aku nemu juga coffee shop yang menjual single origin, yaitu Warung Kopi Sruput yang ada di Dixie Square Gejayan. aku belum nyobain siiih, waktu ke sana sudah terlanjur pesan Tiramisu hehehe... Mari ngopi!

9.03.2012

Kekkon Journal Part 3


Hohoho… awalnya kukira hari-hari menjelang pernikahan ada waktu luang untuk menulis kekkon journal, ternyata malah mangkrak :P daripada ga dilanjutin kok kesannya nanggung, walaupun agak telat yah ga apa-apa kan aku tulis pelan-pelan…
Seperti yang kujanjikan pada tulisan sebelumnya, kali ini  aku akan menulis hal-hal nonteknis yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dan dipikirkan setelah hari H terlewati. Bekal ini aku dapatkan ketika menjalani praktik kerja profesi selama 2 bulan di salah satu Puskesmas di Sleman, Yogyakarta. Setiap calon pengantin yang sudah mendaftar ke KUA dihimbau untuk datang ke Puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan, mendapatkan konseling gizi, dan konsultasi psikologi dengan harga paket yang terjangkau.
Nah, poin-poin apa saja yang disoroti dalam aspek psikologis? Hal ini membuat beberapa klien bertanya-tanya dengan keingintahuan mereka yang sangat tinggi, terutama untuk klien yang mengenyam pendidikan lebih tinggi. Selain pertanyaan standar seperti berapa lama hubungan yang dijalin oleh calon pengantin sebelum memutuskan untuk menikah, lalu hal apa yang membuat mereka merasa sudah waktunya untuk menikah, juga ada semacam pedoman pertanyaan seperti yang akan kujabarkan di bawah ini:

Pernikahan seperti apa yang ingin diwujudkan?
Menanggapi pertanyaan seperti ini, sebagian besar menjawab “sakinah, mawaddah, warrohmah”. Kalau yang agak sedikit “kreatif” biasanya akan menjawab keluarga yang bahagia, rukun, saling mencintai, dst. Bahkan ada yang tidak mampu menjelaskan pernikahan seperti apa yang dia inginkan. Menurutku hal ini kembali pada masing-masing individu, dia menikah atas dasar pertimbangan dan motivasi apa. Namun  karena pernikahan itu menyatukan dua individu, dua raga, dua pemikiran, maka perlu ada komunikasi antar pasangan mengenai visi dan misi pernikahan. Kalau sejalan tidak akan menjadi masalah, tetapi kalau berbeda? Berarti perlu dikomunikasikan kembali supaya dapat menjembatani perbedaan tersebut.

Setelah menikah akan langsung memiliki anak atau menunda terlebih dahulu?
Idealnya memang setiap pasangan yang menikah juga akan merencanakan kehamilan, namun beberapa pasangan memiliki alasan tertentu untuk menundanya. Misalnya calon istri masih ingin lanjut bekerja dan menabung sebelum merencanakan kehamilannya. Ada juga pasangan yang tidak terlalu memikirkan hal ini, jadi kalau bisa cepat hamil ya diterima dengan senang hati, seandainya belum juga tidak jadi masalah. Mau memilih yang manapun itu adalah hak setiap pasangan, tetapi poin pentingnya di sini adalah komunikasi dengan pasangan, jangan sampai misalnya istri ingin menunda tetapi suami ingin segera memiliki momongan dan perbedaan tersebut malah menimbulkan perselisihan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Kalau keduanya ingin menunda, bisa memilih apakah dengan cara yang alami (sistem kalender) atau menggunakan alat kontrasepsi. Untuk pilihan kedua sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan ahlinya.

gambar diambil dari http://www.pharmacynews.com.au

Setelah menikah akan tinggal di rumah sendiri atau dengan orangtua/mertua?
Idealnya (lagi), pengantin baru setelah menikah memilih untuk memiliki rumah sendiri. Selain bisa mengelola rumah tangga seperti yang diinginkan, pasangan suami istri baru juga bisa belajar mandiri mengatasi setiap permasalahan rumah tangga.
Namun tak sedikit juga yang masih tinggal bersama orangtua/mertua dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Konsekuensinya pengantin baru akan menghadapi lebih banyak penyesuaian, tidak hanya penyesuaian dengan sifat-sifat pasangan yang belum muncul selama proses mengenal sebelum menikah, tetapi juga dengan sifat dan kebiasaan orangtua/mertua. Konsekuensi yang lebih jauh lagi mengenai urusan tempat tinggal ini akan terasa ketika pasangan tersebut memiliki anak, yaitu adanya intervensi dari pihak lain dalam mengasuh dan merawat anak. Apapun kondisinya tetap disyukuri aja ya, karena pasti masing-masing ada hikmahnya, jadi tak perlu berkecil hati.

gambar diambil dari  http://www.photo-dictionary.com/phrase/4603/family-house.html#b 

Setelah menikah bagaimana dan siapa yang mengelola keuangan rumah tangga?
Disadari atau tidak, soal keuangan termasuk isu yang sensitif.  Bisa saja awalnya jadi masalah yang sepele namun suatu saat jadi masalah besar yang memicu perceraian. Apakah istri juga bekerja atau tidak, tetap harus ada kesepakatan yang jelas apakah istri menerima dan memegang seluruh nafkah yang diberikan suami, lalu uang tersebut akan dialokasikan untuk apa saja, berapa jumlah yang disisihkan untuk ditabung, dan seterusnya.

gambar diambil dari  http://infocus.emc.com/dave_bagatelle/financial-planning-static-vs-probabilistic/ 

Itulah “sekelumit” aspek pernikahan yang aku rangkum dalam beberapa poin dari pengalamanku memberikan konseling caten, semoga bisa membantu pasangan-pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan.


5.02.2012

Kekkon Journal Part 2


"Sebaik-baik pernikahan adalah yang paling sederhana" (Sabda Nabi: HR. Abu Dawud)

Pada tulisan sebelumnya aku sudah memberikan pengantar mengenai persiapan pernikahan, kali ini aku akan share tentang beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk hari H pernikahan secara umum dan yang menurutku paling krusial. Selain itu aku juga berencana membuat tulisan tersendiri mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan dan dipikirkan untuk menjalani kehidupan setelah hari H, karena justru itulah yang penting. Hari H pernikahan bukan merupakan tujuan akhir yang diimpikan setiap pasangan lho, melainkan awal untuk menjalani kehidupan yang berbeda dibanding sebelumnya.

Oke, karena saudaraku itu bejibun jadi keluarga lebih memilih untuk menangani sendiri tanpa bantuan EO atau WO. Makanya kalau pakai jasa WO mungkin akan berbeda, mungkin lho yaa hehehe… Nah, beberapa hal tersebut aku jabarkan di bawah ini:

Tempat
Pastikan terlebih dahulu acaranya di dalam ruangan atau di luar seperti pesta kebun atau pool side. Kalaupun di dalam ruangan, masih ada beberapa pilihan lagi misalnya di gedung, rumah sendiri, masjid, hotel atau restoran. Perlu diingat juga, pilihan-pilihan tersebut tentunya berkaitan erat dengan anggaran yang disediakan. Intinya, begitu tanggal pernikahan sudah ditetapkan, pertama kali yang perlu disurvey adalah tempat pelaksanaan resepsi. Apalagi kalau musimnya kondangan, siapa cepat dia dapat tempat :P  Kalau tempatnya strategis dan populer, sebaiknya memesan 6 bulan sampai setahun sebelum hari H. Sepengetahuanku, kalau di masjid biasanya berbarengan dengan akad nikah, dan ini akan berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan. Dari pengalaman teman, biaya akad nikah yang diselenggarakan di rumah lebih murah dibanding kalau di masjid.

Katering
Setelah urusan tempat beres, beralih ke katering. Sekarang ini sudah banyak pilihan katering dengan berbagai menu yang menarik dan harga yang beragam sesuai anggaran penyelenggara hajat. Ada menu tradisional, internasional, dan timur tengah. Syukur-syukur kalau jasa kateringnya menawarkan test food, alangkah lebih baik. Bisa memantapkan hati akan pilihan kita terhadap catering tersebut kan. Biasanya pengantin akan ditanya tentang nuansa warna yang diinginkan waktu pesta berlangsung, karena hal ini akan disesuaikan dengan dekorasi makanannya. Aku sendiri berencana untuk menggunakan semacam joglo punya restoran, jadi semua makanan dari restoran tersebut, sedangkan joglonya bebas biaya sewa. Lumayan menghemat hehe..

Perias
Perias ini menurutku sih soal selera aja ya, mau yang tradisional atau modern, mau perias wanita atau perias pria. Berdasarkan pengamatan, perias pria punya sense yang unik juga kok, ga kalah bagus sama perias wanita. Akan lebih baik misalnya perias mau memberikan test make-up, kalau ada yang kurang cocok bisa ngasih saran perbaikan, atau mungkin ada waktu untuk ganti perias lainnya. Yang berkaitan erat dengan perias ini adalah baju pengantin. Buat muslimah, sekarang juga banyak disain baju pengantin muslimah modern yang bagus dan tetep syar’i, tinggal pilih aja. Ga bisa dijadikan alasan untuk membuka aurat sewaktu hari H pernikahan kan? Untuk menghemat energi, biasanya perias sudah punya “gandengan” MC, dekorasi, dan dokumentasi. Memang ga semua, tapi ga salah juga kalau ditanyakan ke perias yang bersangkutan.

Administrasi
Urusan surat-surat sama pentingnya dengan konsumsi dan tempat. Kalau calon pasangan berada dalam satu kota sih masih gampang koordinasinya. Tapi kalau beda kota seperti aku dan pasangan ya agak ribet juga menyesuaikan waktu, pinter-pinternya komunikasi dan memanfaatkan waktu yang ada saja. Apalagi ada aturan di daerahku supaya pas foto yang akan dipasang di buku nikah itu harus dibuat berdampingan dengan calon suami/istri, dicetak dengan ukuran 3x6. Aturan baru ini diberlakukan untuk menghindari pemalsuan foto calon pasangan. Yah, biar urusan surat-surat ini bisa lebih cepat, siapkan saja “uang pelican”. Bukannya aku ngajarin ga bener ya, tapi itulah faktanya di sini :D

Undangan
Beruntung banget lho hidup di jaman sekarang, dengan makin canggihnya teknologi, ragam undangan juga banyak, tinggal pilih, tinggal nunjuk. Bahkan kalau mau pesan melalui jasa online shop tinggal klik. Mudah bukan? Kalau di luar negeri malah sederhana banget disain undangannya, umumnya hanya selembar tapi sudah mengandung informasi yang dibutuhkan tanpa banyak basa basi. Undangan yang kupesan menyediakan gratisan label stiker, plastik pembungkus undangan, dan label ucapan terima kasih untuk dipasang di souvenir.

Souvenir
Untuk souvenir terkadang bisa dipesan di tempat yang sama dengan tempat memesan undangan. Prinsipku, karena souvenir itu adalah cinderamata yang tujuannya sebagai kenang-kenangan, jadi harus punya nilai guna, ga cuma bisa dipajang atau akan habis ketika dipakai. Kalau anggaran terbatas bisa survey dulu untuk mendapatkan harga paling “miring”. Misal punya banyak waktu luang bisa juga kan bikin sendiri, anggep aja mengasah kreativitas kita. Yang perlu diingat, sediakan jumlah souvenir yang lebih banyak dari jumlah undangan, buat jaga-jaga terutama ada saudara yang meminta souvenir lebih dari satu. Pemesanan undangan dan souvenir bisa dilakukan 2 hingga 3 bulan sebelum hari H.

Dekorasi
Hmmm… kalau dekorasi ini biasanya berhubungan dengan nuansa warna baju pengantin, tempat resepsi, trus mau pakai gebyok atau bunga-bungaan penuh. Tak ketinggalan dekorasi untuk mobil pengantin dan kamar pengantin. Referensi pun bisa banyak didapatkan dari majalah khusus pernikahan maupun internet.

Dokumentasi
Dokumentasi ini meliputi foto dan video pernikahan. Beberapa tahun lalu waktu pernikahan kakakku, kalau ga salah 2006, videonya masih disimpan di CD, sekarang sudah dalam bentuk DVD hehe.. kualitas gambar dan suara jauh lebih baguuuss. Begitu juga dengan penyimpanan foto. dulu tiap foto dicetak lalu dipasang di album satu per satu, sekarang foto tidak perlu dicetak di kertas foto, tapi dicetak sudah dalam bentuk menyerupai buku katalog dengan bahan kertas sesuai keinginan.

Nah, sementara ini dulu yang bisa kutulis. Kalau ada yang mau menambahkan monggo.. kalau ada yang perlu tips-tips dan ide pernikahan lainnya, ada website yang aku suka, bisa dikunjungi di sini
Au revoir!


4.17.2012

Kekkon Journal Part 1: Intro...


Persiapan pernikahan kurang dari 6 bulan sebelum hari H bukan waktu yg relatif lama, apalagi untuk acara yang berlangsung pada bulan-bulan yang dianggap “baik”. Aku beri tanda kutip karena menurutku pribadi semua hari atau semua bulan itu baik. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa berurusan dengan orang-orang yang menganut bulan tertentu sebagai bulan baik tidak bisa diabaikan begitu saja.
Tidak ada patokan umum mengenai seberapa ideal waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pernikahan, apalagi biasanya yang agak ribet itu dari pihak keluarga calon mempelai wanita. Ada yang setahun, bahkan ada yang 3 bulan, tergantung bagaimana pesta pernikahan yang diinginkan, apakah menggunakan prosesi adat yang lengkap, atau hanya mengambil acara yang esensial saja. Selain itu tergantung gimana kita menggunakan waktu yang ada supaya bisa cukup tanpa harus terburu-buru sampai ngrepotin banyak orang atau malah terlalu santai. 
Yang aku alami sendiri, rencana untuk menikah sudah ada sejak jauh-jauh hari, tetapi untuk merealisasikannya selama ini belum ada waktu yang pasti. Seiring dengan dinamika hubungan LDR yang aku jalani dengan pasangan, kami memutuskan untuk menikah pada pertengahan 2012 ini dengan banyaaak sekali pertimbangan, apalagi dengan kondisiku yang belum lulus dari program magister profesi yang telah kuambil hampir 3 tahun yang lalu (oops!). Mudah-mudahan hal ini merupakan keputusan terbaik yang kami ambil, mendapat ridho dari Allah SWT, diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses persiapan, saat hari H dan yang terpenting setelah hari H.  Aamiin…
Kalau mendengar pengalaman teman-teman yang sudah melewati hari bersejarah mereka, pasti ada aja tantangannya, tak jarang tantangan-tantangan tersebut membuat stres. Tantangan itu ga cuma datang dari pihak keluarga inti, tapi juga dari orang-orang di sekitar yang terlalu usil. Pernah lho aku dan calon suami ketemu orang dan waktu dia tau kami akan menikah dia bertanya, “Sudah stress?” Nah! Ga salah kan kalau ada istilah prewedding syndrome :D
Dari yang aku alami selama mempersiapkan hari H ini, penyebab stress bukan hanya karena saking banyaknya hal yang diurusin, tetapi juga karena konflik yang muncul akibat perbedaan pendapat antara keinginan pribadi dengan keinginan orangtua. Kalau sudah begini mau ga mau harus sabar dan ngalah, secara orangtua sebagai penyelenggara dan yang punya duit tentunya *sigh
Yaah.. bagaimanapun juga, karena pernikahan adalah sesuatu hal yang membahagiakan, harusnya proses yang dilalui masih tetep bisa dibikin menyenangkan bukan?

3.18.2012

Top 10 Korean Drama List



Hmm..sebenarnya list ini kubuat hampir setahun yang lalu pas lagi gandrung-gandrungnya sama Korean drama. Agak susah juga sih menentukan peringkatnya, tetapi setelah beberapa waktu berlalu drama yang sudah kubuat daftarnya ini memang termasuk yang oke ditonton lagi dan lagi, tentu saja versiku :P

1.     Full House

Drama satu ini ngga ada matinya mo ditonton berapa kali pun. Alur cerita bagus, acting pemainnya bagus, chemistry juga bagus. Sampai-sampai mau dibikin Full House 2 dengan pemain yang berbeda. Kabar-kabarnya baru tayang awal tahun ini tapi juga belum ada kelanjutannya, yang masih pengen nonton harap bersabar dulu ;p






2.    Secret Garden (2010)
Setelah sekian lama ga nonton drama korea, drama ini yang pertama kutonton atas rekomendasi beberapa teman, pengennya begadang tapi karena episodenya banyak nyerah deh, hehe.. Dari alur cerita sih hampir sama dengan drama korea lainnya, pria konglomerat jatuh cinta dengan wanita yang SES-nya berbeda. Apalagi pemain utamanya Hyun Bin, wah.. berhari-hari jadi galau gara-gara oppa satu ini ;p bahkan dia mengisi salah satu soundtracknya. Walau menemukan “cacat” di pengambilan gambarnya, tapi bagiku drama ini pantas menduduki peringkat kedua setelah Full House. FYI, yang ga suka genre comedy romance dengan bumbu fantasy rasanya ga bakal bisa menikmati drama ini :D




3.    Protect The Boss (2011)

Drakor (drama korea) teranyar yang kutonton, dibelain download tiap minggu walopun agak bete nunggu subtitle-nya. Bergenre komedi romantis dengan sedikit action, nonton drama ini bikin sakit perut karena banyak ketawa :D
Yang unik dari drama ini, meskipun pemeran antagonis itu karakternya nyebelin banget, tapi alurnya membuat penonton ngga bisa membenci satu pun dari para pemain di drama ini, dari yang tua sampai yang muda. Selain itu, drama ini juga mengandung beberapa pesan moral, ga hanya mengandalkan sisi romantisme yang biasanya ada di drakor lain.






4.    The Greatest Love (2011)
Menonton drama ini jadi punya gambaran kehidupan selebritas korea, aktor..aktris.. hallyu star. Tak selamanya gemerlap dan ternyata ada level-levelnya, punya pacar aja musti yang levelnya setara padahal sama-sama aktor/aktris, rempong deh. Di samping itu musti menghadapi persaingan yang ketat, tak jarang kena fitnah, harus bisa membangun image yang bagus ketika ada rumor tak sedap, ah.. lelah juga tampaknya jadi superstar. Secara keseluruhan, nonton drama ini perasaan jadi penuh cinta, indahnya mencintai dan dicintai, hehe…

5.    49 Days
Drama satu ini juga mengandung fantasi, ceritanya ada wanita meninggal tapi masih berada di dunia antara, disini disebut traveler. Wanita ini bisa hidup lagi kalau dia bisa mengumpulkan tiga air mata dari orang yang benar-benar mencintainya semasa hidup. Awalnya ia menganggap sepele hal ini karena selama hidup ia diperlakukan dengan sangat baik oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Pada kenyataannya, kebaikan itu tidak semuanya tulus. Meskipun alurnya agak lambat, tapi ga membosankan, malah bikin penasaran.


6.    Dream High (2010)

Yang satu ini termasuk drama musikal, dipenuhi oleh hallyu star terutama yang dinaungi oleh label JYP entertainment, sebut saja ada personel 2PM, Miss A. Penyanyi solonya ada IU. Saya disini lebih suka sama pemeran pembantu (Jason – Kim Pil Suk couple), berkesan lebih hidup dan lovely banget dibanding pemeran utamanya. Lagu-lagu dan dance-nya sih tak diragukan lagi, daebak!



7.    My Princess
Perpaduan antara komedi, percintaan, politik. Mungkin ketiga unsur tersebut bukan hal yang asing dijumpai di drama korea, tapi intrik-intrik di dalamnya membuat gregetan sehingga drama ini jauh dari kesan membosankan, ditambah pemain utama yang cantik dan ganteng, Kim Tae Hee dan Song Seon Heon.







8.    Pasta (2010)
Dari membaca judulnya saja, terbayang piring saji berisi spaghetti, fettuccine, ravioli. Hmmm… memang benar seperti itu karena drama ini tentang kisah antara chef dengan anak buahnya di sebuah restoran Italia. Jangan dibayangkan kisah cinta ini akan mulus, karena selain melanggar “kode etik” relationship dalam satu dapur sehingga mereka harus menyembunyikan hubungan tersebut, tetapi juga menunjukkan cinta dengan cara yang “tidak biasa”. Aku lebih suka menggunakan istilah tough love, karena chef ini tidak mudah memberikan pujian terhadap masakan kekasihnya, malah sering dibentak-bentak supaya terpacu untuk memasak lebih baik. Inilah yang kemudian menjadikan dapur tampak hectic di setiap episodenya.



9.    Athena the Goddess of War
Kesan yang aku tangkap dari drama ini: sangar! Kesan ini muncul karena pemeran utama yang notabene black agent dan pembunuh berdarah dingin itu berwajah imut.
Untuk genre action/spy/secret agent, sinematografi cukup bagus. Para pemain juga terlihat total. Meskipun setelah menonton drama ini secara keseluruhan berkesan kelam, tapi setara dengan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Tak hanya pesan moral, tapi juga memahami cerita ini dari sudut pandang psikologis.



10.  My Name is Kim Samsoon
diambil dari kimsamsoon.blogsome.com

Hal yang paling menyenangkan buat saya di drama ini adalah kue-kue yang cantik dan Hyun Bin yang ganteng, karena setting cerita ini kehidupan pemilik resto Prancis dan pattissier. Meskipun bukan drama baru (mungkin masa tayangnya sama dengan Full House), tapi bagi saya masih bisa dimasukkan dalam list ini.




Keterangan: sebagian besar gambar diambil dari google image kecuali Protect The Boss