Selama aku
di Jogja termasuk jarang didatangi keluarga. Berhubung kali ini ada request
dari keponakan yang sudah ngebet main ke Jogja, datanglah dia berdua saja bersama
mamaku naik kereta api. Karena misi dari mamaku ingin menyenangkan hati
cucunya, jadi aku menyarankan jauh-jauh hari untuk mengunjungi Taman Pelangi/Lampion
di Monjali dan Taman Pintar. Kedua tempat ini sebenarnya ga mutlak untuk
anak-anak lhoo.. remaja dan orang dewasa juga pasti suka ke tempat tersebut,
tapiii pastinya akan lebih menyenangkan buat anak-anak hihihi…
Kami ke
Taman Pelangi setelah maghrib, karena bukanya dari jam 5 sore dan bagusnya
memang malam hari sih secara pesonanya terletak pada lampion yang bentuknya
lucu-lucu itu. Kalau di Jatim ada tempat semacam ini juga bernama BNS (Batu
Night Spectacular).
Komentar
yang keluar pertama dari keponakanku begitu kami sampai di lokasi adalah: “Wow,
indahnyaa…” bikin aku pengen ketawa sekaligus salut dia bisa ajaib gitu
komentarnya.
Selain
lampion warna warni beraneka bentuk, di Taman Pelangi juga ada beberapa
permainan yang bisa dicoba. Salah satu yang kusarankan untuk keponakanku adalah
trampolin, mengingat sejak dia bisa berjalan hobinya lompat-lompat di kasur,
sekalian sajalah kusuruh lompat di trampolin. Cukup bayar IDR 10.000 dan bisa
lompat sepuasnya. Setelah itu dilanjutkan foto-foto bersama lampion dan naik
kereta mengelilingi monumen Monjali. Tak lupa aku dan mama mengendarai helicak
(semacam odong-odong) dan keponakan duduk manis di belakang karena kakinya
belum cukup panjang untuk mengayuh pedal. Selain itu masih ada becak, sepeda tandem,
bola air, bombom car, tapi belum sempat dijajal karena kelaparan. Kabar baiknya
tiket masuk hanya dihitung untuk orang dewasa saja, anak-anak gretong yay!
*lho, yang anak-anak siapa siiih :D
|
Lampion bunga |
|
Lampion ayam |
Esoknya
kami ke Taman Pintar berangkat pagi. Walaupun bukan hari libur sekolah tapi
tampaknya selalu ramai di sana, apalagi kalau makin siang/sore. Aku beli tiket
untuk berkeliling di gedung Oval. Awalnya kami ke gedung kecil yang berisi
sejarah Kraton dan Presiden RI serta tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia. Lalu mulai
masuk gedung oval sifatnya lebih ke pengetahuan tentang sains. Sebut saja tata
surya, spektrum cahaya, kotak simulasi gempa, air, kekayaan alam, metamorphosis
katak, dan masih banyaaaak yang lainnya. Tak ketinggalan tentang kesenian khas
Indonesia, misalnya saja batik, wayang kulit, gamelan, miniatur Borobudur. Ehem,
dan keponakanku sepertinya “kaget” melihat pemandangan itu jadinya pengen
dicoba semuanya sekaligus, padahal kan bisa dinikmati satu per satu sepuasnya…
(tantenya protes :P)
|
foto bersama Presiden RI ke-1 sampai ke-6 |
|
belum ke aslinya, sama miniaturnya duyuu ;p |
|
aku belajar membatik nih |
|
di depan gedung oval |
Intinya,
ngeliat keponakan seneng, tantenya ikut seneng bisa nganter keponakan ke tempat
yang menyenangkan dengan harga tiket yang termasuk murmer, tempat mudah
dijangkau pula. Mudah-mudahan ke depannya tempat semacam ini lebih banyak dan
lebih baik lagi. Daripada nge-mall yang ngga mendidik tapi malah mengajari anak
untuk jadi konsumtif, lebih baik ke tempat dimana anak bisa bermain dan belajar
tanpa mengeluarkan biaya yang mahal.