2.29.2012

Jalur 7 dan Pencopet

Kalau di tulisan yang sebelumnya saya menceritakan pengalaman saat naik bus Trans Jogja, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saat naik bus Puskopkar jalur 7 yang lebih sering saya tumpangi daripada jalur lainnya. Bus ini tentunya berbeda dengan bus trans, tanpa AC dan tidak memakai shelter.
Ada beberapa pengalaman tak terlupakan ketika menumpangi bus ini. Sewaktu masih kuliah setiap hari pada semester 1, saya pernah turun bus dan sampai di kelas dalam keadaan ritsleting depan tas terbuka, tempat pensil saya dan segebok tisu raib! Berbekal pengalaman tersebut, setiap naik bus saya jadi lebih berhati-hati dan selalu menaruh ransel di depan dan waspada. Kenapa kejadian itu tidak dilaporkan, ya karena pihak berwajib “memaklumi” kalau bus tersebut memang sering dijadikan tempat beraksi oleh pencopet -_____-
Pengalaman berikutnya masih berkaitan dengan pencopet di bus jalur 7, kali ini saya jadi saksi mata. Sejak awal saya sudah menyadari, ada penumpang yang kelihatannya naik tanpa tujuan dan menyuruh salah seorang penumpang untuk pindah tempat duduk. Saya sudah merasakan hal ini sebagai sesuatu yang tidak wajar. Scene berikutnya saya lihat penumpang tanpa tujuan itu mengincar ransel penumpang lain yang duduk di depannya. Posisi saya serba salah. Ingin rasanya memberikan note ke calon korban tapi takut pencopetnya membawa senjata tajam dan mengancam saya. Lalu karena calon korban turun, pencopet ini pindah tempat duduk di belakang saya… saya pun jadi deg-degan dan memegang erat ransel di depan saya, memastikan ransel tersebut tidak akan tersentuh dari belakang saya. Selanjutnya dia pindah tempat duduk lagi mengincar 2 penumpang perempuan yang asik mengobrol, setelah mendapatkan “mangsa” ia pun langsung turun.
Berdasarkan pengalaman yang pertama, saya hampir saja menjadi korban, walaupun pada kenyataannya memang ada yang raib, saya masih bersyukur barang yang diambil bukan barang berharga. Namun dua teman kuliah saya pernah benar-benar menjadi korban di dalam bus jalur yang sama, teman yang satu kehilangan telepon selular dan yang lain kehilangan dompet.
Apakah supir bus menyadari hal ini? Jawabannya: Iya. Mereka tahu dan bisa membedakan mana pencopet dan mana penumpang sesungguhnya. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa sehingga kesannya seperti “membutakan” diri. Mereka hanya bisa mengingatkan penumpang tetapi tidak bisa melarang pencopet yang ikut menumpang tanpa bayar. Dan parahnya lagi, pencopet sudah dianggap sebagai suatu pekerjaan -_____- 

3 komentar:

  1. Kalo gak salah ada suatu istilah tertentu yang dipake psi sosial untuk "tahu tapi gak pelu menunjukkan kalo tahu di depan umum" macam yang ditunjukkan pak sopir atau malah dirimu juga, mbak... hehehe.. tapi aku lupa apa.. ;D

    anyway, berada di tempat umum emang musti lebih ati2..

    BalasHapus
  2. aku juga pernah jadi saksi mata pencopetan tapi di angkot di jakarta kun... pencopetnya tuh pura2 muntah modusnya, kreatif kan? jadi otomatis penumpang2 lainnya memalingkan wajah dong, krn males liat acara muntah, padahal sebenernya dia acting aja. sementara orang2 memalingkan wajah dia asyik rogoh2 tas cewek yg duduk di sebelahnya. akhirnya handphone si cewek itu ilang...

    berdasarkan pengamatanku, supir angkot itu sebenarnya tahu kalo si oknum pencopet. krn setelah si pencopet itu turun, supir angkot langsung teriak "tolong cek barang2nya semua, tadi itu copet..." Menurutku, mungkin supir2 itu diancam, kalo berani menggagalkan aksi si pencopet, bisa jadi supir itu digruduk rame2 sama gengnya si copet itu.

    BalasHapus
  3. @tiara: wah.. kalo km inget mungkin bisa jd judul yg keren buat tulisan ini, hehe..

    @nez: kayanya kalo modus pura2 muntah itu jg tjd di mikrolet malang sama angkot sby..
    menurutku sopir itu akhirnya menganggap pencopet jg sama2 pekerjaan pasti bukan tanpa sebab, mereka bukan ga peduli, tp krn diancam..

    BalasHapus