Beberapa
hari lalu aku berbagi cerita melalui twitter tentang kunjunganku yang tidak sengaja ke
benteng Vredeburg. Sebenarnya hanya mengantar saudara sepupu yang ingin
jalan-jalan ke museumnya, ternyata di pelatarannya juga ada acara pameran yang
diselenggarakan oleh mahasiswa teknik arsitektur UGM, yaitu Wiswakharman Expo
2013. Selain pameran juga ada food and fashion bazaar dan live music. Tentunya karena tidak sengaja jadi tidak didukung oleh peralatan yang
memadai (baca: kamera yang layak, maklum kamera hp kualitasnya pas-pasan, bukan
gadget mania :D). Tak ada kamera bukan menjadi halangan untuk berbagi, karena bagaimanapun
event semacam ini sangat menarik buatku (note: khusus share hal yang serius
gini pake kata “saya” hehehe…)
1.
Hal menarik pertama adalah “ruang” pameran sederhana
bertajuk Ruang Empati, bikin pengunjung jadi penasaran
2.
Ruang empati ini berisi beberapa rancangan yg selain
berbentuk unik, juga sekaligus dapat membantu mengatasi permasalahan sosial di
jogja
3.
Sebagian besar rancangan dinamai dg kalimat dlm
bhs Jawa yg dibuat akronim, salah satu yg nancep di otak: KOSAPIR, kowe ra sah
mlipir
4.
KOSAPIR ini sbnrnya ditujukan utk pejalan kaki
yg haknya “dijajah” oleh PKL yg berjualan di sepanjang trotoar sehingga pejalan
kaki hrs mlipir
5.
Inti dr KOSAPIR ini membuatkan tempat tersendiri
bagi PKL sehingga pejalan kaki memperoleh haknya dgn berjalan nyaman di trotoar
6.
Selain rancangan2 yg memiliki empati thd
permasalahan sosial, juga ada ppameran foto lho, dan saya ikut voting :D
7.
Selain KOSAPIR juga ada konsep rancangan yg bagi
saya physically menarik sekaligus dapet juga empatinya, ga salah dinamai Ruang
Empati
8.
Kalo ga salah namanya Gonjoru (panggon kerjo lan
turu), tempat kecil yg bisa untuk berdagang tanpa mengesampingkan sisi
ergonomis utk tdr
9.
Selain itu juga ada rancangan shelter untuk
becak yg bs utk istirahat mengingat banyak penarik becak yg msh tidur
sembarangan di jalan
10. Yg jelas
saya suka dr pameran itu sih krn bener2 memperjuangkan hak2 pedestrian :D
mengingat sekarang pengendara motor jg lwt trotoar
Nah,
itu dia poin-poin yang sudah aku twit dan kutulis ulang di sini. Banyak singkatan? Namanya juga twitter yang dibatasi 140 karakter :) Sebetulnya
masih banyak hal menarik yang belum tertuang, tapi keburu udah lupa *alesan*
Mudah-mudahan
sih konsep ruang empati untuk Jogjakarta tidak hanya berhenti berupa rancangan
semata, tapi bisa direalisasikan demi kota Jogja yang lebih nyaman.